Rahim Pengganti

Bab 203 "Kelahiran Anggota Baru"



Bab 203 "Kelahiran Anggota Baru"

0Kelakuan ibu hamil ini semakin menjadi jadi, bahkan keinginan Dira juga semakin membuat Andra pusing dengan apa yang di inginkan oleh sang istri yang terkadang membuat Andra lelah dengan semua nya. Sama hal seperti saat ini, ibu hamil yang sudah berusia hampir sembilan bulan itu, tiba tiba saja meminta makan mie Aceh.     

Andra yang akan siap siap mencarikan makanan tersebut, dikagetkan dengan keinginan sang istri yang membuat diri nya mengelus dada.     

Bagaimana tidak, Dira meminta untuk makan mie aceh, langsung di Aceh nya dan permintaan tersebut benar benar membuat Andra pusing dengan apa yang diinginkan sang istri.     

"Kamu benaran, Sayang? Ini Aceh loh jauh, kamu udah hamil sebesar ini. Cari yang ada di sekitar sini aja gimana?" tawar Andra. Namun, ibu hamil itu tetap dengan keinginan nya yang ingin makan mie aceh langsung.     

"Pokoknya aku mau makan mie Aceh, langsung di sana Mas. Kamu nggak akan tahu, gimana rasanya pengen sesuatu tapi nggak kesampaian."     

Mata Andra sudah tidak bisa di kondisikan lagi, pria itu terdiam dengan apa yang diucapkan sang istri. Permintaan luar biasa dari Dira ini, membuat kepala Andra sakit dan berdenyut dengan kuat.     

"Tapi pihak maskapai juga tida mungkin, kasih ijin sayang. Aku belikan mie Aceh yang ada di sini saja ya!"     

Dira langsung membalas dengan gelengan kepala, yang diinginkan oleh wanita hamil itu adalah makan mie Aceh langsung, Andra saat ini ingin mengumpat dengan apa yang terjadi, sungguh pria itu begitu kesal dengan keadaan saat ini, "Dasar anak siapa sih," gumam Andra dalam hati.     

Andra sempat berpikir, apakah dulu ketika diri nya masih kecil sering membuat kedua orang tua nya kesusahan, hingga saat ini di balas oleh calon anak mereka. Andra tidak tahu harus seperti apa, yang jelas sekarang diri nya harus berpikir bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkan oleh sang istri.     

"Pokok nya, kamu harus bisa ajak aku ke sana. Kalau nggak, kamu tidur di luar aja Mas, aku nggak mau dekat dekat sama kamu," ucap Dira. Setelah mengatakan hal itu, Dira segera masuk ke dalam kamar nya. Dengan langkah pelan wanita hamil itu menaiki satu demi satu anak tangga.     

Andra memutar otak nya, mencari tahu bagaimana cara untuk bisa membujuk sang istri supaya tidak ngambek seperti saat ini, hingga nama sang mertua tiba tiba muncul di kepala Andra. Segera saja, Andra menelpon Baba Daffa.     

Panggilan itu langsung segera terhubung kepada Dafa Andra segera memberitahukan maksud serta tujuan dirinya menelpon sang mertua, dengan saksama Daffa mendengarkan semua ungkapan dari menantu nya tersebut hingga Andra mengatakan apa yang dirinya inginkan.     

Terdengar dengan sangat jelas bahwa Daffa begitu kaget dengan apa yang baru saja dirinya dengar dari sang menantu, permintaan sang anak benar benar membuat kepala Daffa tiba tiba menjadi sakit. Gina yang berada di dekat sang suami juga mendengar hal tersebut, wanita paruh baya itu tidak menyangka dengan apa yang diinginkan oleh sang anak.     

Kedua orang tua Dira saat ini sedang memikirkan bagaimana mencari solusi untuk keinginan sang anak Dira memang sangat jarang meminta sesuatu itu yang seperti ini namun, sekalinya wanita hamil itu menginginkan sesuatu begitu sulit seperti sekarang.     

"Begini saja, nanti bunda ke sana sama Baba. Biar kita bicara sama Dira," ucap Gina.     

"Tapi Bun, nanti Dira jadi marah sama Andra," balas Andra. Pria itu tidak mau memperkeruh suasana, sehingga ketika kedua mertua datang Dira jadi salah paham. Dan membuat istri nya itu, jadi semakin mengambil. "Udah kamu tunggu saja." Kali ini Daffa yang berbicara, mendengar ucapan tersebut membuat Andra sedikit bernapas lega.     

***     

Andra terus saja mencoba membujuk sang istri untuk bisa bernegosiasi namun, Dira tetap dengan keinginan. Wanita itu tetap ingin makan mie Aceh langsung, dari kota asal nya membuat Andra berulang kali menarik napas nya berat.     

"Sayang, aku minta tolong orang aja buat beli gimana? Kamu udah hamil besar, pasti pihak maskapai nggak bakalan kasih izin. Aku nggak mau terjadi sesuatu sama kamu," ucap Andra. Pria itu berusaha membujuk sang istri tapi hingga detik ini, keinginan Dira tetap sama belum goyang. Tak lama kedua orang tua Dira datang, Baba Daffa membawa sebuah kantong berisikan makanan dan segera mengetuk pintu kamar sang anak.     

"Kamu tenang, biar baba yang urus," ucap Buna Gina. Andra membalas dengan anggukkan kepala nya, baba Daffa mencoba mengetuk pintu kamar sang anak namun, tidak ada respon sedikitpun dari dalam hal itu membuat Andra sudah panas dingin, pria itu takut jika sang istri menolak. "Dira … bukan pintu nya nak, ini baba bawakan mie Aceh nya, tadi baba baru pulang dari bandara jemput teman baba dan kebetulan dia bawa makanan khas nya," ucap baba Daffa.     

Pandangan mata Andra menoleh ke arah Buna Gina, wanita itu hanya mengangkat bahu nya. Seolah tidak tahu, mengenai hal itu. Hingga tak lama pintu kamar terbuka Dira langsung tersenyum bahagia ketika mendengar hal tersebut, "Mana ba?" tanya Dira. Baba Daffa seketika langsung mengangkat kantong makanan dan menunjukkan kepada Dira.     

Senyum yang mengembang, tercetak dengan jelas. Langsung saja Buna Gina mengajak anak nya untuk segera makan, tidak ada lagi drama yang ada. Ibu hamil itu sudah bahagia dengan keinginan yang sudah terpenuhi, sungguh baba Daffa adalah mertua paling terbaik untuk Andra, jika saja tidak ada mertua seperti itu, Andra tidak tahu harus seperti apa membujuk keinginan sang istri yang luar biasa.     

"Ayo di makan, habiskan untung saja teman baba ada yang bawa, kalau nggak mau cari ke mana. Kamu lagi hamil besar, nggak boleh jalan jauh," ucap baba Daffa.     

Dengan pria itu, memang Dira selalu menurut. Bagi Dira baba nya adalah paling terbaik, selalu punya solusi dari solusi. Ketika Dira sedang makan, seseorang yang sudah biasa datang ke rumah itu kembali memasang wajah cemberut nya.     

Selalu saja, rumah Dira dan Andra menjadi tempat untuk Arka berkeluh kesah, pria itu kaget saat melihat kedua orang tua nya ada di dalam rumah sang kakak.     

"Mbok bikin kan es jeruk ya," teriak Arka. Mbok Ulan segera membuatkan air minum, yang selalu jadi favorit Arka. "Buna dan Baba ngapain di sini?" tanya Arka. Pria itu seolah menjadi, pemilik rumah yang datang dan langsung duduk dengan santai nya.     

"Emang Buna dan Baba nggak boleh datang ke rumah anak dan menantu nya, lah kamu sendiri ngapain ke sini?" tanya Buna Gina. Wanita itu sudah sangat kesal dengan sikap sang anak yang, selalu bisa membuat kepala nya sakit akibat tingkah laku yang begitu absurd. Sikap Arka yang tidak mau di tegur, sering kali membuat Arka di marah oleh Daffa.     

"Ya biasa Bun, menjadi teman nya bang Andra dan kak Dira lah," ucap Arka.     

"Adik kamu ini sering ke sini ndra?" tanya Buna Gina. Andra dengan polos nya hanya menjawab dengan sebuah anggukkan kepala, dan mendapatkan jawaban tersebut membuat Buna Gina menatap ke arah sang anak dengan tajam. "Udah aku mau masuk dulu, Buna dan Baba di sini aja. Aku mau istirahat, aku nggak pulang ya hari ini," ucap Arka lalu masuk ke dalam kamar yang selalu menjadi tempat nya.     

Gina ingin membuka suara namun, langsung dipotong oleh Daffa. Pria itu segera memberikan kode kepada sang istri, Daffa tahu anak nya itu nyaman berada di rumah kedua kakak nya, dan Andra ataupun Dira juga tidak masalah dengan kehadiran Arka. Sehingga hal tersebut, membuat Daffa yakin tidak akan ada hal serius yang terjadi.     

Sore hari nya seperti biasa jika ada harga rumah maka Andra dan juga Dira akan menghabiskan waktu bersama adik tersebut di halaman belakang sembari menunggu waktu malam. Andra mulai bertanya kepada sang adik ipar mengenai maksud serta tujuan Arka datang hari ini karena mereka sudah sangat hafal dengan sifat Arka yang selalu datang ke rumah ketika ingin curhat.     

"Cewek yang gue ceritain kemarin berulah lagi Bang," ucap Arka.     

Mendengar hal itu seketika Andra dan juga Dira saling menatap satu dengan yang lainnya kedua nya seolah mengerti dengan tatapan mata yang mereka berikan dan hal itu itu membuat Dira meminta Andra untuk bertanya. Karena sejak Dira harus benar benar istirahat di rumah wanita itu tidak pernah lagi datang ke kampus diri nya selalu memberikan tugas melalui online dan hal itu juga yang membuat Dira seringkali tidak banyak mengetahui mengenai aktivitas kampus.     

Dira sebelumnya sudah meminta untuk dirinya cuti selama kehamilan namun karena tidak ada dosen pengganti yang sesuai dengan pihak kampus untuk mengampu mata kuliah yang diajarkan oleh Dira sehingga membuat ibu hamil tersebut harus tetap mengajar.     

Andra awalnya tidak setuju namun ketika melihat sang istri begitu enjoy dan juga nyaman dalam melaksanakan tugasnya membuat antara tidak memiliki pilihan selain memberikan izin kepada sang istri.     

"Emang apa yang terjadi?" tanya Andra.     

Arka seperti biasa dirinya akan mulai menceritakan semua hal yang terjadi di kampus sedangkan antara akan menjadi pendengar yang baik sebagai anak tunggal yang tidak memiliki adik ataupun Kakak membuat Andra begitu sangat senang ketika mendengar Arka bertukar pikiran dengan diri nya. Pria yang sebentar lagi akan menjadi seorang ayah itu benar benar memposisikan dirinya sebagai pendengar yang baik untuk Arka dan hal itu membuat hati dari istrinya tersebut merasa nyaman dengan dirinya jika bercerita.     

Menjadi anak tunggal membuat Andra ingin memiliki anak yang begitu banyak dan hal itu membuat Dira terkadang kesal dengan sikap sang suami bagaimana tidak satu anak saja belum lahir tapi Andra sudah memikirkan anak kedua ketiga dan lainnya hal itu membuat Dira terkadang kesal dengan suami nya. Meskipun bila terlihat kesal dengan permintaan sang suami tidak pernah sedikitpun Andra mendengar keinginan dirinya dan hal itu membuat Andra begitu bahagia.     

"Ya udah gini deh, kalau kamu terus mikirin hal gini kamu nggak bisa fokus mending kamu biar kan dia mau gimana, yang penting tugas kamu selesai. Kita nggak perlu mendengarkan omongan yang menjatuhkan Ka, kita butuh omongan yang membangun. Sekarang waktu nya kamu tunjukkan kepada mereka bahwa kamu bisa," ucap Andra.     

Arka mendengarkan setiap kata yang diucapkan oleh sang Abang ipar, semua yang disampaikan oleh Andra begitu masuk ke dalam hati Arka pria itu tidak pernah merasa seolah di gurui oleh abangnya dan hal itulah yang membuat Arka menjadi lebih nyaman bercerita seperti ini dan berbagi kepada kedua orang tersebut dibandingkan dengan kedua orang tuanya.     

"Terima kasih Bang kalian berdua udah mau dengerin keluh kesah gue selama ini kalau gue cerita selalu sama kalian karena gue itu nyaman berbagi perasaan dengan kalian berdua," ucap Arka.     

"Nama nya saudara teman nya saling berbagi satu dengan lain nya. Jadi kamu nggak perlu sungkan dengan apa pun, butuh teman silakan datang kemari Abang juga senang ada teman nya," ujar Andra.     

Mereka bertiga lalu bercerita mengenai lain hal. Arka juga bertanya kepada sang Abang bagaimana menjadi seseorang yang memiliki double fungsi sekaligus karena selain seorang pemimpin perusahaan anda juga menggantikan posisi direktur utama kampus untuk beberapa bulan kedepan. Hal itulah yang membuat Andra menawarkan untuk sang istri cuti namun karena memang tidak ada dosen lain yang bisa menggantikan Dira dan juga istrinya merasa nyaman dengan job yang diberikan sehingga Andra hanya bisa mengawasi semua pekerjaan sang istri.     

Andra mulai berbagi cerita mengenai bagaimana dirinya menghadapi semua hal tanpa mereka kedua sadari jika sejak tadi Dira sudah menahan rasa sakit yang luar biasa di dalam perutnya anak yang saat ini dikandung oleh Dira seolah akan keluar secepatnya padahal menurut prediksi dokter Dira akan melahirkan 2 minggu lagi.     

"Mas!!" Pekikkan yang dilakukan oleh Dira membuat Andra dan juga Arka menjadi kaget kedua pria tersebut Lalu menatap ke arah Dira yang saat ini sudah terlihat dengan sangat jelas bahwa wanita itu menahan rasa sakit yang begitu dalam. Arka yang begitu panik segera meminta bantuan kepada Mbok untuk melihat kondisi sang kakak yang seperti ini, si mbok yang memang sedang berada di dapur segera melihat kondisi sang majika.     

"Non Dira mau melahirkan."     

Mendengar kalimat yang dilontarkan oleh asisten rumah tangganya tersebut membuat anda terdiam sesaat pria itu bingung dengan kondisi yang terjadi, hal ini membuat Andra tidak tahu harus berbuat seperti apa karena mereka sebagai calon kedua orang tua baru selalu berpatokan dengan prediksi dokter padahal mama Ayu dan juga Buna Gina sudah mengatakan bahwa Dira bisa saja melahirkan lebih cepat atau lebih lambat.     

"Ayo mas di bawa ke dokter sekarang itu air ketuban nya sudah pecah. Non Dira sudah mau melahirkan," ucap mbok Ulan. Hal itu semakin membuat Andra panik, kedua nya lalu membawa Dira menuju ke dalam mobil bersamaan dengan supir yang memang di siapkan untuk Dira jika melahirkan saat malam hari.     

Arka masuk ke dalam kamar sang kakak, pria itu mengambil beberapa keperluan Dira untuk melahirkan yang memang sudah di siapkan oleh sang bunda sebelumnya. Tak lupa saat berada di dalam mobil Arka yang duduk di samping supir segera memberitahukan keberadaan mereka kepada kedua orang tuanya.     

Mendengar kabar yang disampaikan oleh Arka membuat kedua orang tua nya begitu kaget Dafa segera meminta sang istri untuk pergi ke rumah sakit menemani sang anak saya yang saat ini sedang bertarung nyawa untuk melahirkan anak nya. Setelah memberi kabar kepada kedua orang tua nya Arka juga segera menelpon kepada kedua orang tua Andra untuk datang ke rumah sakit dan memberitahu bahwa Dira saat ini akan melahirkan.     

Sepanjang perjalanan Dira terus saja merintih kesakitan dan hal itu membuat Andra sangat tidak tega melihat kondisi istrinya saat ini pria itu berusaha sejak tadi untuk menenangkan sang istri. Andra juga mengumpat di dalam hatinya untuk tidak akan meminta istrinya kembali hamil ketika melihat kondisi Dira seperti ini yang begitu kesakitan.     

Tiga puluh menit berlalu, mobil yang dikendarai oleh sopir sudah mendarat dengan baik di depan lobby rumah sakit segera saja Arka memanggil suster untuk membantu mereka membawa Dira. Setelah itu Dira segera diberikan tindakan oleh dokter kandungan yang sebelumnya juga sudah sempat dihubungi oleh Arka.     

Banyak orang hari ini yang dihubungi Arka dan hal itu membuat setidaknya kedua calon orangtua baru itu sedikit merasa lebih tenang karena ada Arka yang membantu.     

"Pasien akan di bawa ke ruang persalinan, saat ini masih di pembukaan 8."     

Setelah mengatakan hal tersebut bidan yang menangani Dira langsung masuk ke dalam ruangan tindakan dan membawa Dira menuju ke ruangan bersalin Andra tidak pernah lepas menggenggam tangan sang istri memberikan begitu banyak kekuatan untuk istri nya tersebut.     

"Sakit mas … sakit," ucap Dira.     

"Kamu kuat, aku yakin itu. Kamu pasti kuat," ucap Andra.     

Pria itu terus saja mendampingi sang istri memberikan support kepada Dira untuk terus bertahan demi melahirkan anak mereka. Andra begitu tidak tega dengan keadaan istri nya saat ini, bahwa pria itu sempat meminta untuk dioperasi saja namun, Dira menolak diri nya ingin melahirkan secara normal.     

Detik berubah menjadi menit lalu menit berubah menjadi jam hingga sudah hampir 2 jam lamanya Dira berada di ruangan tersebut Andra sudah sejak tadi meminta untuk bidan ataupun dokter untuk memeriksakan bagaimana keadaan dari istri dan juga anaknya pria itu benar benar tidak tega dengan kondisi saat ini ini apalagi Dira sudah merintih kesakitan.     

"Tolong di periksa dokter, istri saya sudah terlihat sangat sakit sejak tadi. Ini di operasi saja kalau gitu," ucap Andra. Dira yang kesal dengan sang suami yang tidak henti henti nya meminta pihak rumah sakit untuk mengoperasi dirinya lalu mendaratkan sebuah cubitan yang begitu sakit ke tangan Andra. "Apaan sih mas, aku mau normal." Ucapan yang dilontarkan oleh Dira dengan penuh penekanan tersebut membuat Andra akhirnya mengalah sedangkan suster yang ada di ruangan sudah menahan tawa karena melihat tingkah laku Andra seperti saat ini, setiap calon Ayah baru memang tidak akan pernah tega jika melihat bagaimana perjuangan sang istri demi melahirkan anak mereka.     

Dan hal itu juga yang saat ini sedang terjadi pada Andra pria itu benar-benar tidak ingin melihat sang istri lebih lagi menderita karena menahan rasa sakit yang begitu sangat besar.     

"Kita cek dulu ya Bu," ucap bidan.     

Bidan tersebut segera memberikan perintah kepada suster untuk menyiapkan semuanya, "Pembukaan sudah sempurna, ayo ibu tarik napas nya, dan hembuskan pelan pelan saja. Pinggul nya jangan di angkat ya," perintah bidan tersebut.     

Prosesi melahirkan segera dimulai Dira menggenggam tangan sang suami dengan begitu berat apa yang dilakukan oleh Dira membuat setidaknya Andra bisa merasakan rasa sakit meskipun tidak sebesar rasa sakit yang dirasakan sang istri. Tanpa sadar tetesan air Mata di sudut mata Andra mengalir pria itu mengingat begitu sulitnya melahirkan dan menjadi seorang ibu yang berjuang menyelamatkan satu nyawa bahkan mempertaruhkan nyawanya sendiri.     

***     

Suara tangisan bayi yang begitu besar membuat Andra dan juga Dira bisa bernafas dengan lega akhirnya anak yang hampir 9 bulan ditunggu kedatangannya akhirnya lahir dengan sempurna tanpa kekurangan satupun. Tangis haru muncul di dalam ruangan tersebut ketika melihat sang anak yang selama ini berada di dalam kandungan sang istri sudah keluar dengan selamat.     

Bidan dan suster segera membawa bayi tersebut untuk diberikan tindakan pertama dan juga dimandikan dokter yang menangani Dira meminta anda untuk mengikuti ke ruang bayi.     

Rasanya Andra seolah bermimpi melihat bagaimana anak kecil yang begitu tampan telah lahir dengan selamat dan normal dilahirkan oleh sang istri yang berjuang mempertaruhkan nyawanya.     

"Ini sih adek, lengkapnya pak. Semua jari jarinya juga pas, terus kita akan berikan nama silakan bapak kalau sudah memiliki nama untuk di tuliskan."     

Andra dan juga Dira sudah mempersiapkan sebuah nama untuk anak mereka, sejak usia kandungan 6 bulan dokter sudah memberitahukan mengenai jenis kelamin anak mereka dan hal itu membuat Dira sudah memberikan sumbangan nama untuk calon anak mereka.     

Setelah selesai dari proses bersalin saat ini Dira sudah dipindahkan ke ruangan rawat semua keluarga sudah datang untuk melihat calon ibu baru tersebut.     

"Ya ampun sayang. Buna kaget loh ketika Arka nelpon rasanya ya ampun akhirnya anak kecil Buna melahirkan," ucap Gina dengan begitu bahagia. Bukan hanya ada kedua orang tua Dira di sana, tapi juga kedua orang tua Andra juga. Mereka semua malam malam datang, berkunjung untuk bisa menyaksikan bagaimana sang keluarga baru lahir dan membawa begitu banyak kebahagian untuk semuanya.     

Mereka semua sudah sangat tidak sabar untuk menanti kehadiran bayi yang saat ini sedang berada di ruang bayi bersama dengan Andra sebentar lagi bayi lucu kesayangan semua orang tersebut akan diantar bersama dengan Andra.     

.     

"Nanti kalau anaknya datang, langsung dikasih Asi ya, biar dia kenal sama mamanya," ucap Mama Ayu.     

Dan benar saja tak lama seorang suster mendorong box bayi yang diikuti dengan Andra di belakang suster tersebut semua orang menatap begitu bahagia kearah box bayi tersebut. Mama Ayu dan juga Buna Gina segera mendekat kearah box tersebut untuk melihat cucu pertama mereka Kedua wanita tersebut begitu bahagia ketika melihat anak yang baru saja dilahirkan oleh Dira.     

Semuanya berebut untuk bisa menggendong bayi lucu tersebut sedangkan antara dan Dira hanya tersenyum melihat begitu banyak kebahagiaan di wajah mereka semua menerima anak mereka yang baru saja lahir.     

"Siapa namanya ndra?" tanya sang Papa.     

Andra dan Dira saling menatap satu dengan lainnya keduanya sudah menatap satu dengan lainnya.     

"Namanya Angkasa Permana Putra," ucap Andra dan Dira bersamaan.     

Kelahiran angkasa benar-benar membuat semua orang begitu bahagia anak laki-laki yang begitu sehat itu langsung mengambil hati semua orang hari ini sungguh Andra dan juga Dira begitu banyak ku ucap syukur atas kelahiran anak mereka yang begitu ditunggu-tunggu sejak lama. Angkasa tiba-tiba saja menangis sehingga membuat Mama Ayu segera memberikan cucu pertama mereka tersebut kepada Dira untuk diberikan ASI, dengan sigap Andrea segera membantu sang istri dirinya akan selalu menjadi Ayah siaga untuk Angkasa dan juga Dira.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.